Pembaca
yang budiman.. dalam kesempatan kali ini, marilah kita mencoba menambah
pengetahuan kita dengan mengenal figur beberapa wanita, yang telah dipuji oleh
Allah Ta’ala dengan jaminan masuk ke dalam surga, melalui sabda Rosululoh r. Mudah-mudahan dengan
mengenal mereka, bisa menggugah nurani kita untuk kemudian meneladani mereka.
Sehingga nantinya kita bisa mendapatkan keutamaan sebagaimana yang mereka raih
pula.
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
قَالَ خَطَّ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فِي الْأَرْضِ
أَرْبَعَةَ خُطُوطٍ قَالَ تَدْرُونَ مَا هَذَا فَقَالُوا اللَّهُ وَرَسُولُهُ
أَعْلَمُ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَفْضَلُ
نِسَاءِ أَهْلِ الْجَنَّةِ خَدِيجَةُ بِنْتُ خُوَيْلِدٍ وَفَاطِمَةُ بِنْتُ
مُحَمَّدٍ وَآسِيَةُ بِنْتُ مُزَاحِمٍ امْرَأَةُ فِرْعَوْنَ وَمَرْيَمُ ابْنَةُ
عِمْرَانَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُنَّ أَجْمَعِينَ
Dari Ibnu Abbas, ia berkata; Rasulullah
shallallahu 'alaihi wasallam membuat empat garis di atas tanah, kemudian
bersabda: "Tahukah kalian apa ini?" Para sahabat menjawab;
"Allah dan RasulNya lebih mengetahui." Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: "Penghuni surga yang paling utama dari kalangan wanita
adalah Khadijah binti Khuwailid, Fathimah binti Muhammad dan Asiyah binti
Muzahim istri fir'aun,
serta Maryam putri Imran semoga Allah meridhai mereka semuanya." (HR.
Ahmad)
1.
Khadijah binti Khuwailid
rodhiyallahu ‘anha
Dia
tumbuh dalam lingkungan keluarga yang terhormat sehingga mendapat tempaan
akhlak yang mulia, sifat yang tegas, penalaran yang tinggi, dan mampu
menghindari hal-hal yang tidak terpuji sehingga kaumnya pada masa jahiliyah
menyebutnya dengan ath thahirah (wanita yang suci). Dia merupakan orang pertama
yang menyambut seruan iman yang dibawa Muhammad tanpa banyak membantah dan
berdebat, bahkan ia tetap membenarkan, menghibur, dan membela Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam di saat semua orang mendustakan dan mengucilkan
beliau. Khadijah telah mengorbankan seluruh hidupnya, jiwa dan hartanya untuk
kepentingan dakwah di jalan Allah. Ia rela melepaskan kedudukannya yang
terhormat di kalangan bangsanya dan ikut merasakan embargo yang dikenakan pada
keluarganya.
Pribadinya
yang tenang membuatnya tidak tergesa-gesa dalam meng-ambil keputusan mengikuti
kebanyakan pendapat penduduk negerinya yang menganggap Muhammad sebagai orang
yang telah merusak tatanan dan tradisi luhur bangsanya. Karena keteguhan hati
dan keistiqomahannya dalam beriman inilah Allah berkenan menitip salamNya lewat
Jibril untuk Khadijah dan menyiapkan sebuah rumah baginya di surga. Tersebut
dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah rodhiyallahu anhu, ia berkata: “Jibril
datang kepada Nabi kemudian berkata: Wahai Rasulullah, ini Khadijah datang
membawa bejana berisi lauk pauk, makanan dan minuman. Maka jika ia telah tiba,
sampaikan salam untuknya dari Rabbnya dan dari aku, dan sampaikan kabar gembira
untuknya dengan sebuah rumah dari mutiara di surga, tidak ada keributan di
dalamnya dan tidak pula ada kepayahan.” (HR. Al-Bukhari).
Besarnya
keimanan Khadijah rodhiyallahu anha pada risalah nubuwah, dan kemuliaan
akhlaknya sangat membekas di hati Rasulullah sehingga beliau selalu
menyebut-nyebut kebaikannya walaupun Khadijah telah wafat. Diriwayatkan dari
Aisyah rodhiyallahu anha, beliau berkata: “Rasulullah hampir tidak pernah
keluar dari rumah sehingga beliau menyebut-nyebut kebaikan tentang Khadijah dan
memuji-mujinya setiap hari sehingga aku menjadi cemburu maka aku berkata:
Bukankah ia seorang wanita tua yang Allah telah menggantikannya dengan yang
lebih baik untuk engkau? Maka beliau marah sampai berkerut dahinya kemudian
bersabda: Tidak! Demi Allah, Allah tidak memberiku ganti yang lebih baik
darinya. Sungguh ia telah beriman di saat manusia mendustakanku, dan menolongku
dengan harta di saat manusia menjauhiku, dan dengannya Allah mengaruniakan anak
padaku dan tidak dengan wanita (istri) yang lain. Aisyah berkata: Maka aku
berjanji untuk tidak menjelek-jelekkannya selama-lamanya.”
2.
Fatimah rodhiyallahu ‘anha
Dia
adalah belahan jiwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, putri wanita
terpandang dan mantap agamanya, istri dari laki-laki ahli surga yaitu Ali bin
Abi Thalib. Dalam shahih Muslim menurut syarah An Nawawi Nabi bersabda:
“Fathimah merupakan belahan diriku. Siapa yang menyakitinya, berarti
menyakitiku.”
Dia
rela hidup dalam kefakiran untuk mengecap manisnya iman bersama ayah dan suami
tercinta. Dia korbankan segala apa yang dia miliki demi membantu menegakkan
agama suami. Fathimah rodhiyallahu anha adalah wanita yang penyabar, taat
beragama, baik perangainya, cepat puas dan suka bersyukur.
3.
Maryam binti Imran
rodhiyallahu ‘anha
Beliau
merupakan figur wanita yang menjaga kehormatan dirinya dan taat beribadah
kepada Rabbnya. Beliau rela mengorbankan masa remajanya untuk bermunajat
mendekatkan diri pada Allah, sehingga Dia memberinya hadiah istimewa berupa
kelahiran seorang Nabi dari rahimnya tanpa bapak. Dan Allah berfirman, yang
artinya: “Dan Maryam putri Imran yang memelihara kehormatannya, maka Kami
tiupkan ke dalam rahimnya sebagian dari roh (ciptaan) Kami; dan dia membenarkan
kalimat-kalimat Rabbnya dan kitab-kitabNya; dan dia adalah termasuk orang-orang
yang taat” (QS. At-Tahrim: 12)
4.
Asiyah binti Muzahim
rodhiyallahu anha
Beliau
adalah istri dari seorang penguasa yang lalim yaitu Fir’aun laknatullah ‘alaih.
Akibat dari keimanan Asiyah kepada kerasulan Musa, ia harus rela menerima
siksaan pedih dari suaminya. Betapapun besar kecintaan dan kepatuhannya pada
suami ternyata di hatinya masih tersedia tempat tertinggi yang ia isi dengan
cinta pada Allah dan RasulNya. Surga menjadi tujuan akhirnya sehingga kesulitan
dan kepedihan yang ia rasakan di dunia sebagai akibat meninggalkan kemewahan
hidup, budaya dan tradisi leluhur yang menyelisihi syariat Allah ia telan
begitu saja bak pil kina demi kesenangan abadi. Akhirnya Asiyah meninggal dalam
keadaan tersenyum dalam siksaan pengikut Fir’aun.
Dari
Abu Hurairah, Nabi Shallallahu alaihi wasalam berkata: “Fir’aun memukulkan kedua
tangan dan kakinya (Asiyah) dalam keadaan terikat. Maka ketika mereka (Fir’aun
dan pengikutnya) meninggalkan Asiyah, malaikat menaunginya lalu ia berkata: Ya
Rabb bangunkan sebuah rumah bagiku di sisimu dalam surga. Maka Allah
perlihatkan rumah yang telah disediakan untuknya di surga sebelum meninggal.”
Allah
Ta’ala berfirman, yang artinya: “Dan Allah membuat istri Fir’aun perumpamaan
bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: “Ya Rabbi, bangunlah untukku
sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkan aku dari Fir’aun dan
perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang dhalim” (QS. At-Tahrim: 11)
(Sumber Rujukan: Ahkamun Nisa’,
Ibnul Jauzi. Fathul Bari, Ibnu Hajar Al-Atsqalani. Tuhfatul Ahwadzi, Al
Mubarakfuri.)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar