Pagi yang cerah di sambut dengan kicauan burung yang begitu merdu, Desy seorang siswi sekolah madrasah aliyah sedang duduk-duduk di bawah pohon yang rindang menikmati suasana yang sejuk. Tiba-tiba ia dikejutkan oleh teman-temannya yang datang tiba-tiba dengan menyodorkan setangkai bunga kuning dan letakkan di saku bajunya, diiringi dengan senyuman yang merekah. Karena penasaran ia pun langsung mengatakan, "Dalam rangka apa ini?" mereka pun menjawab, "Tidakkah kamu tahu bahwa ini adalah hari kasih-sayang, dimana orang-orang sedang merayakan dan saling memberikan ucapan selamat. Ini adalah perayaan untuk mengungkapkan rasa cinta, romantika dan segala ketulusan, ini adalah hari valentine...". Desy pun mengerutkan dahinya dengan jawaban itu, lalu ia pun kembali bertanya dengan penuh keheranan, "Apakah sih sebenarnya arti Valentine itu..?" mereka mengatakan, "Dalam bahasa latin valentine itu artinya adalah cinta..!". Desy kembali tesenyum mendengar jawaban tersebut, "Kenapa kalian mau merayakan sesuatu yang tidak kalian mengerti maksudnya..? ujar Desy bernada prihatin terhadap keadaan sebagian sahabat muslimahnya yang mudah hanyut dalam perkara yang belum diketahui seluk beluknya.
Demikianlah sedikit gambaran tentang kondisi dikalangan muda-mudi kita di era-globalisasi ini. Sebuah zaman yang bisa dikatakan sangat sulit untuk bisa lepas dari jaring-jaring perangkap konspirasi Nasrani dan Yahudi, kecuali bagi mereka yang telah ditunjuki oleh Alloh Ta’ala. Bagi mereka yang menuhankan negeri barat sebagai satu-satunya pelopor kemajuan menganggap bahwa hari valentine (Valentine’s Day) merupakan hari yang begitu istimawa, hari yang dirayakan sebagai satu perwujudan cinta kasih seseorang. Tidak hanya untuk pasangan muda-mudi yang sedang jatuh cinta. Namun, hari itu memiliki makna yang lebih luas. Diantaranya kasih sayang antar sesama, pasangan suami-istri, orang tua-anak, kakak-adik dan semisalnya. Sehingga valentine’s day biasa dikenal dengan hari kasih sayang.
Meskipun berbagai macam bentuk tulisan dan nasehat telah di sampaikan untuk menghasung kepada setiap pribadi muslim dan muslimah di berbagai lapisan masyarakat untuk menjauhinya, dengan mengutarakan sebuah kenyataan bahwa valentine’s day itu bukanlah berasal dari Islam. Tetapi tetap saja mereka terhanyut dalam perangkap-perang musuh islam yang busuk melalui acara-acara itu. Bahkan mereka seolah tidak peduli dan bahkan cenderung menutup telinga ketika mendengar nasehat-nasehat itu. Alasan paling banter bagi para pengikut valentine’s day adalah, ”Kita kan Cuma pengen seneng-seneng aja, nggak ada maksud untuk mengikuti budaya agama lain.” atau ”Di Islam kan kita dianjurkan untuk berkasih sayang. Nah dengan demikian, bukankah valentine’s day ini merupakan momen yang pas untuk berkasih sayang..??” inilah mungkin gambaran konkrit dari firman Alloh yeng terdapat dalam Al Qur’an Al Karim..
ثُمَّ بَعَثْنَا مِنْ بَعْدِهِ رُسُلًا إِلَى قَوْمِهِمْ فَجَاءُوهُمْ بِالْبَيِّنَاتِ فَمَا كَانُوا لِيُؤْمِنُوا بِمَا كَذَّبُوا بِهِ مِنْ قَبْلُ كَذَلِكَ نَطْبَعُ عَلَى قُلُوبِ الْمُعْتَدِينَ
“Kemudian sesudah Nuh, kami utus beberapa Rasul kepada kaum mereka (masing-masing), Maka rasul-rasul itu datang kepada mereka dengan membawa keterangan-keterangan yang nyata, tetapi mereka tidak hendak beriman Karena mereka dahulu Telah (biasa) mendustakannya. Demikianlah kami mengunci mati hati orang-orang yang melampaui batas.” (QS. Yunus : 74)
Namun seburuk apapun kondisi pola pikir para muda-mudi kita hari ini, selagi mereka masih mengakui dan mau menerima kebenaran agama (Dien) islam ini, tentunya tak ada kata mustahil untuk membenahi pola pikir mereka yang telah dikendalikan dan dirusak oleh musuh-musuh islam, insya Alloh. Dan seharusnya momen ini-pun bisa menjadi pamicu semangat kaum muslimin yang lain, yang telah dianugrahi kepahaman oleh Alloh tantang dien ini, untuk berlomba-lomba dalam rangka mandakwahi mereka ini agar dapat kembali kepada kemurnian aqidah dien islam yang agung ini.
Risalah yang singkat ini semoga bisa menjadi pengetuk pintu hati para pembaca sekalian untuk kemudian bisa melangkah bersama meraih keridhoan dari Alloh Ta’ala. Amiin..
- Menelisik Sejarah Valentine Day yang Tersembunyi.
“The history of Valentine’s Day and its patron saint is shrouded in mistery”, begitu lansir situs http://www.history.com. Ada banyak versi tentang asal dari perayaan Hari Valentine ini. Yang paling popular, memang kisah dari Santo Valentinus yang diyakini hidup pada masa Kaisar Claudius II yang dipenggal tanggal 14 Februari 269. Ini pun mempunyai banyak versi.
Satu-satunya yang pasti dalam tradisi Valentine day adalah bahwa tradisi itu diawali dari tradisi paganisme (dewa-dewi) Romawi Kuno, yang penuh legenda, mitos, dan penyembahan berhala.
Dalam tradisi Roma Kuno, pertengahan bulan Februari memang sudah dikenal sebagai periode cinta dan kesuburan. Dalam kalender Athena kuno, periode antara pertengahan Januari dengan pertengahan Februari disebut sebagai bulan Gamelion, yaitu momen pernikahan suci Dewa Zeus dan Hera. Dewanya orang Romawi dan Yunani kuno.
Di Roma kuno, 15 Februari dikenal sebagai hari raya Lupercalia, ini kembali pada nama salah satu dewa bernama Lupercus, sang dewa kesuburan. Digambarkan sebagai laki-laki yang setengah telanjang dan berpakaian kulit kambing. Di zaman Roma Kuno, para pemuka agama pagan, tiap tanggal 15 Februari akan melakukan ritual penyembahan kepada Dewa Lupercus dengan korban berupa kambing kepada sang dewa.
Setelah itu, mereka minum anggur dan lalu berlari-lari di jalan-jalan dalam kota Roma sambil membawa potongan-potongan kulit domba. Tidak lupa, mereka bakal menyentuh siapa pun yang mereka jumpai. Khususnya para gadis dan perempuan muda.
Mereka bakal berebut untuk disentuh kulit kambing itu, karena mereka percaya kalo sentuhan kulit kambing akan bisa mendatangkan kesuburan bagi mereka. "Ayo-ayo, disini ada kulit kambing, siapa yang mau?" (kira kira begitulah pesan dalam tradisi tersebut)
Perayaan Lupercalia sendiri adalah rangkaian upacara pensucian di masa Romawi Kuno. Selang waktunya antara tanggal 13-18 Februari. Dua hari pertama (13-14 Februari), dipersembahkan untuk dewi cinta (Queen of Feverish Love) bernama Juno Februata. Di hari itu, para pemuda berkumpul dan mengundi nama-nama gadis di dalam sebuah kotak. Lalu, setiap pemuda mengambil nama dalam kotak secara acak. Gadis yang namanya keluar harus jadi kekasihnya selama setahun penuh. Buat apalagi kalau bukan untuk bersenang-senang, seks bebas dan jadi obyek hiburan sang pemuda yang memilihnya meskipun selesai itu ditinggalkan.
Keesokan harinya, 15 Februari, mereka ke kuil untuk minta perlindungan Dewa Lupercalia. Di kuil, para lelaki muda melecut pasangannya tadi dengan kulit binatang. Anehnya, para perempuan itu malah rebutan untuk bisa dapat lecutan. Karena, mereka menganggap, kian banyak mendapat lecutan maka mereka akan bertambah cantik dan subur (eramuslim.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar